Minggu, 30 Mei 2010

KUE COKLAT DAN POHON BAMBU = ANALOGI

hmmm.. saya pernah menganalogikan seseorang seperti sebuah kue coklat, lebih tepatnya mungkin cake coklat yang di dalamnya berisikan melting chocolate. pertanyaannya adalah mengapa dianalogikan seperti itu??? ini yang akan saya jelaskan...

kalau kita deskripsikan melalui pemaknaan, kue coklat itu adalah kue yang sangat disukai oleh banyak orang, tua, muda,wanita, laki-laki.. semua menggemari kue itu.
tampilannya pun sangat menggoda, membuat siapa saja ingin segera memakannya,
sudah terbayang rasanya yang lezat, manis, empuk dan enak.....apa lagi ditambah ada kelezatan lain yang tersembunyi didalamnya...yaitu coklat leleh tadi. mmm, yummy ^_,^"
banyak orang mungkin akan memperebutkan kue coklat itu. karna kelebihan yang memang sudah dianugrahkan kepadanya*(si kue coklat). cukup dengan melihatnya saja orang-orang sudah merasakan kelezatannya.

tetapi apakah si kue coklat itu memang benar2 sempurna?... jawabannya tentu saja tidak...seperti yang kita semua tau bahwa didunia ini selalu ada pro dan kontra, hitam dan putih, dan selalu ada sesuatu yang saling bertentangan....diantara sekian banyak orang yang menyukainya pasti ada saja yang membencinya... dan itu memang alamiah...terkadang kue coklat menjadi guilty pleasure sebagian orang yang memang menghindari makanan manis dan berlemak. tetapi karena "the power of chocolate story" yang dimilikinya, membuat kue coklat menjadi sangat terkenal....

si kue coklat pun mungkin sadar betul bahwa ia memiliki potensi yang besar dalam dirinya, tetapi terkadang dia juga lupa bahwa dia masih punya kekuatan yang lain yang sebenarnya memang sudah ada dan tinggal diasah....

saya memang tidak pandai menganalogikan seseorang dengan sesuatu, tetapi kue coklat mungkin dapat mewakili apa yang terlihat dari dirinya...
bahwa ia memiliki packaging yang baik dan ada potensi yang besar dalam dirinya. tinggal bagaimana ia memposisikan diri dan menentukan skala prioritas yang ingin dia raih...
saya rasa... ia akan menjadi "a slice of choco cake" yang diperebutkan banyak orang....

saya juga pernah dianalogikan oleh seseorang seperti Pohon bambu...
katanya walopun pohon bambu itu, pertumbuhannya tampak begitu lambat, tapi sebenarnya dia sedang mempersiapkan akar-akar yang kuat untuk mencapai langit yang tinggi...dan ketika mencapai puncak walopun diterjang angin yang hebat, tapi dia masih tetap bisa bertahan, karena dia sudah mempersiapkan akar yang tangguh untuk menahan terjangan badai tersebut....
hmmmmmm... mendengar itu saya kembali menjadi percaya diri untuk meraih apa yang selama ini saya impikan.... dan saya sangat berterima kasih padanya karena menganalogikan saya seperti Pohon Bambu....



terima kasih kue coklat....
salam hangat dari pohon bambu....^_^"

Jumat, 28 Mei 2010

2 JALAN ATAU BANYAK JALAN ?

saya ngga tau yah apa yang ingin saya ungkapkan ini akan berguna bagi orang lain atau tidak...
tapi yang pasti sih.. berguna bagi saya. karna dengan mengungkapkannya membuat saya jauh lebih tenang....

pernah ngga anda berdiri diantara 2 persimpangan jalan??.... dan anda bingung harus memilih jalan mana yang akan dilalui. anda benar2 tidak tau apa yang akan terjadi di sana, klo anda memilih salah satu diantara kedua jalan tersebut.
sebenarnya ini bukan hanya kiasan saja. toh' dalam kenyataanya pun ketika berada di 2 persimpangan kita merasa takut untuk salah jalan, takut untuk kesasar,takut untuk menghadapi resiko yang akan terjadi nanti !!

siang menjelang sore tadi, saya mendapatkan sebuah kalimat bijak :

" kebahagiaan adalah salah satu dari awal. ngga peduli kondisi yang terjadi di luar kita, tapi yang penting adalah bagaimana kita mengatur pikiran kita. jadi punyai pikiran penakluk atas suatu kondisi.."

oyah... terkait dengan kalimat bijak diatas... saya jadi ingat, teman saya pernah berkata seperti ini :

" kita ngga tau kedepan itu kaya apa?!? tapi, klo kita percaya jalan mana yang akan kita pilih, kondisi seperti apapun yang terjadi ketika jalan tersebut kita lalui pasti ngga akan terasa berat kok! at the end lo ngga akan pernah tau klo jalan yang lo pilih itu mudah atau malah menyulitkan klo lo ngga pernah berani nyoba untuk melaluinya. ngga ada jalan yang sia-sia kok..."

humm..... mendengar ini saya jadi mengerti. Kenapa setiap orang menempuh jalannya masing2 untuk mencapai suatu tujuan yang mereka cari. memperoleh hikmah dari perjalanan yang pernah mereka lalui..

dan saat ini saya sedang berusaha untuk melalui jalan yang saya pilih.
mengawali semuanya, karna ngga ada jalan yang sia-sia..


thanks 2 gowend + mba nadia dan orang2 yang sudah percaya saya \(^_^)/

Kamis, 27 Mei 2010

RAMALAN ANGKOT B 01'

saya mengawali hari ini sedikit berbeda dari sebelum2nya..

Seperti biasa, pergi ke kantor, duduk di kursi depan angkot yang saya naiki npagi itu.. My favorite seat krn saya ngga usah geser2 lagi kalo ada yang naik turun.. (Sendirian) :p

Di tengah jalan, sambil mengutak-ngatik handphone. Sang sopir angkot, setengah baya, berkacamata hitam dan kupluk orange. Tiba2 berbicara kepada saya.

Dan obrolan pun dimulai ditengah macetnya jalanan menuju kantor.

Pertama dia bilang, ‘Lagi sms ya? Atau lagi nelpon? Bapak pengen punya handphone, tapi belum mampu nih..’

Saya senyum saja.. ‘Insya Allah Pak, kalo udah waktunya, pasti Bapak bisa punya’

Dan akhirnya jadi ngobrol banyak. Dia cerita tentang anaknya, satu udah kerja di Jakarta, satu lagi gak gitu jelas dengernya, yang jelas dia cerita kalo anaknya yg satu ini masih manja karena anak bungsu..

Sampai pada akhirnya dia ngomongin tentang politik.. negara.. reformasi.. agama.. (sedikit kurang paham saya sebenernya)

Yang terakhir ini yang saya salut, Bapak ini udah kaya ustadz saja, ngomongnya enak, bahasanya mantep, intonasinya meyakinkan banget.

Salut saja, ditengah sopir2 angkot lain yang selama ini saya lihat,

Mereka yang begitu merasa kalo hidup mereka itu serba susah dan mungkin hampir hilang iman dan takwanya karena berfikir kalo Tuhan itu ngga adil..

Yah, ternyata dia memang hidup ditengah2 lingkungan pesantren..

No Wonder laahh..

Dia tanya2 tentang saya.. Masih kuliah? Udah kerja dimana? Kelahiran tahun berapa?

saya jawab satu persatu.

Setelah sampai pada jawab tahun kelahiran saya, dia nanya,

Nama lengkapnya siapa? Bapak mau baca hari lahir kamu..

Nothing to loose, saya jawab saja.

Si Bapak tampak ngitung2 pake jari. Awalnya ngomong, waduh, agak susah nih.. (saya masih tetep senyum saja)

Akhirnya dia kasih saya dua opsi, Rabu/Jumat? Dan saya lahir di salah satu hari yang dia sebutkan.

Trus ditanya, sudah menikah? saya jawab jujur saja, belum..

Akhirnya si Bapak bilang, ‘Kalo mau dideketin sama jodohnya, puasa 7 hari. Setiap malam kelahiran, sholat hajat 2 rakaat, selama satu bulan.

Istikharah selama 7 kali. Insya Allah, dalam waktu 7 minggu kamu udah dapet.’

saya cuma garuk2 kepala saja setelah si Bapak ngomong, tapi dia bilang,

‘Wah, saya tau anda pasti ketawa dengernya, tapi banyak kok yang berhasil juga..’


Hmm, ini kan artinya ramalan yah? Antara percaya atau ngga.. Tapi saya ngga nyangkal kalo saya pengen ngelaksanainnya juga..hehe (semoga saja) Entah itu salah satu bentuk ikhtiar atau apa.. ^___^"

Selasa, 25 Mei 2010

Kurikulum hidup?

Express ur original thought on SPEAK NOW!


Sesaat sebelum saya mulai menulis ini, saya dengar kalimat diatas dari seseorang teman yang sedang berbincang2 di sekitar meja saya.. --> LEMBUR

As usual, retromantic time on the weekend.

Yes, speak now! Or u’ll never now.

Could be similar with, Change Now! Or U’ll Die.

Change, or Die!

Tema yang disampaikan trainer saya sewaktu training Personal Development di kantor saya satu tahun lalu.

Saat training, saya sama sekali tidak punya bayangan apa yang harus saya lakukan untuk merubah kondisi saya saat itu.

Sedikitnya saya sudah tahu apa yang harus saya rubah, tapi saya tidak tahu harus bagaimana.

Trainer saya bilang, kamu hanya harus fokus saja, sehingga kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan, karena targetnya jelas.

Kerjakan satu-satu, dari banyak pilihan yang ada.

Still, I have no clue what am I supposed to do?

Saat itu, saya dihadapkan pada dua pilihan.

Sulit sekali untuk berfikir jernih, karena pilihan ini sangat melibatkan hati saya, dan merupakan pilihan untuk jalan masa depan saya.

Dihadapkan pada kondisi dimana perasaan lebih berbicara banyak daripada logika yang tercipta dari penglihatan dan pendengaran indera saya.

Sulit sekali untuk fokus pada apa yang paling saya inginkan saat itu.

Pilihan sulit, tapi akhirnya saya putuskan juga.

Beberapa kali dihadapkan pada pilihan sulit, saya selalu berfikir, apapun akibatnya, itu adalah resiko dari pilihan saya, dan saya tidak boleh menyesal.

Hanya itu yang saya tanamkan.

Beberapa kali memutuskan, selalu ada resiko yang terjadi, dan selalu saya merasa kalau saya salah ambil keputusan.

Sedikit penyesalan memang tak bisa dihindari, dan ada juga moment dimana saya tidak PD lagi untuk ambil keputusan.

Satu masa dimana saya menyerahkan satu keputusan pada orang terdekat saya. Seperti saat saya dihadapkan pada dua pilihan tadi.

Tapi itu tidak menjadi lebih baik, karena ternyata ketika keputusan itu salah, penyesalan yang terjadi lebih besar daripada penyesalan atas keputusan saya sendiri.

But nothing for free in this life.

Tidak ada yang tidak bermakna dari apa yang kita hadapi dalam hidup ini.

Selalu ada ‘bayaran’ dari apa yang sudah kita lakukan sebelumnya.

Dari apa yang terjadi pada saya waktu itu, sekarang ini saya mengerti apa maknanya buat saya.

Saya dilindungi Sang Maha Pelindung di atas sana.

Saya diarahkan pada sesuatu yang lebih indah pada hidup saya sekarang.

Saya ditenangkan pada hati yang lebih tulus saat ini.

Saya dipertemukan dengan orang-orang yang ternyata sayang pada saya.

Saya dilarutkan dalam keceriaan yang diberikan teman-teman terbaik saya.

Dan saya sangat bersyukur untuk itu saat ini.

Kedewasaan dan kematangan berfikir terjadi karena proses hidup yang sudah kita jalani.

Bisakah dikatakan bahwa dalam hidup juga ada kurikulum yang diciptakan seiring dengan proses pertambahan usia dan proses kedewasaan?!

Saat sekolah dulu, kurikulum dibuat untuk mengarahkan murid-muridnya memahami materi sesuai dengan tingkatan kelasnya.

Lalu bagaimana dengan hidup???

Bayi, bertugas untuk mengkonsumsi susu agar dia bisa tumbuh sempurna.

Balita, bertugas belajar memahami hal-hal sederhana yang akan menjadi pondasi hidupnya.

Saat SD, SMP, SMA, tugasnya belajar di sekolah, memahami hal-hal mulai dari tingkat mendasar, sampai dengan tingkat umum. Mulai mencari eksistensi diri dalam pergaulan dengan teman-teman baru.

Kuliah, mulai mencari jati diri. Bidang apa yang akan menjadi fokus hidupnya.

Bekerja, mulai mencari aktualisasi diri dan kepuasan pribadi.

Menikah, menata hidup bersama orang yang sudah menjadi pilihannya.

Punya anak, belajar bertanggung jawab atas titipan Tuhan dalam bentuk manusia kecil yang juga akan melewati kurikulum hidupnya. Do parents create their curricullum of life?

Pensiun, belajar bagaimana menghadapi post power syndrome and moving on with what they have.

Mati, berharap bisa diterima di surga-Nya.

Lalu apakah ada yang disebut dengan golden moment dalam hidup?

Apakah moment paling berjaya itu hanya sekali dalam seumur hidup?

Hanya sebagian dari keseluruhan hidup yang kita miliki?

Siapa yang menciptakannya?

Kita sang empunya kendali hidup? Atau Sang Pencipta hidup di atas sana?

Saya pikir, tinggal bagaimana kita menikmati dan mensyukuri hidup kita sendiri bukan?

Menjadikan setiap moment yang terjadi sebagai golden moment?

Well, too much sich.. Saya tau betapa tidak mudahnya berlapang dada saat kesulitan sedang menghantui kita. Semuanya butuh kedewasaan dan kematangan berpikir yang disertai kestabilan emosi dan kesadaran akan situasi yang terjadi..

Huff, agak ribed ya? Atau saya saja yang terlalu ribed? Let me know please...

Sekarang masuk pada bahasan moment-moment yang terjadi (red. harus terjadi) dalam perjalanan hidup.

Umur 18, lulus SMA, mau masuk jurusan mana? Ambil kuliah bidang apa? Awas jangan salah jurusan lho, nanti ngga dapet kerjaan sesuai minat dan bakatnya.

Umur 21, lulus kuliah, mau kerja dimana? Kalo bisa cari yang berkelas ya, supaya bisa membanggakan orang tua. Atau gajinya cukup ngga? Masa lulusan sarjana kerjanya ecek2..

Umur 25, kapan nikah? Udah umur segini masa belom aja. Cepetan lho, ntar kehabisan (emangnya sale baju, keabisan???) hhmm..

Umur 30, udah punya anak berapa? Udah bisa apa anaknya? Tinggal dimana sekarang?

Umur 45, udah nyiapin apa buat pensiun? Apa bisa cukup buat lanjutin hidup seterusnya tanpa penghasilan tetap?

Umur 100 tahun, kapan mati? Wew... kalo ini saya ngga berani terusin dehh..

Pernah coba nyadarin ngga kalo pertanyaan2 itu kadang otomatis muncul secara sengaja atau ngga?

Dari orang-orang disekitar kita, dan paling sering pertanyaan2 ini keluar dari mulut orang yang udah lama ngga kita temuin.

Apakah jawaban2 untuk pertanyaan itu harus disusun dalam sebuah kurikulum hidup?!?

Apakah kita harus belajar dulu dalam satu panduan kurikulum supaya kita bisa jawab pertanyaan itu sesuai dengan yang diharapkan?

Ya Ampuunn... Apa pemikiran saya ini berlebihan yah??

Let me know once again.. huwh'

Lalu bagaimana dengan kedewasaan? (actually this is my point after this whole long winding words) -.-"

Apakah ada kurikulum untuk mencapai tingkatan kedewasaan tertentu?

Siapa yang create kurikulum itu?

Kedewasaan merupakan sikap dimana bisa membuat keputusan dengan bijak atas kondisi tertentu.

Darimana kita belajar kedewasaan ini?

Harus belajar secara khusus kah? Atau berjalan begitu saja seiring dengan perjalanan hidup kita?!??

Saya menemukan beberapa fenomena belum lama ini.

Seseorang berumur nyaris 30, pola pikirnya meledak-ledak seperti remaja yang masih begitu labil dalam mengambil keputusan hidup.

Seseorang berumur 25, pola pikirnya kuat dan rasional dalam mengambil tindakan.

Seseorang berumur 22, pola pikirnya sudah jauh kedepan dan sangat mengerti makna hidup.

Seseorang berumur 26, masih belum mengetahui dengan jelas kemana hidupnya harus dibawa.

Yaa.. intinya kedewasaan ngga bisa ditentukan oleh sudah berapa lama dia hidup di dunia, tapi ditentukan oleh seberapa luasnya cara pandang dia terhadap sesuatu, kestabilan emosi, dan ketepatan analisa berpikir sehingga dia bisa mengambil keputusan dengan bijak. (mba nadia banget ^_^")

Dan satu faktor penting lagi yaitu lingkungan.

Dimana kamu tinggal, bisa mempengaruhi perilaku kamu.

Bagaimana kamu dididik, bisa mempengaruhi perilaku kamu.

Seperti apa orang terdekat kamu, bisa mempengaruhi hidup kamu.

Tapi apakah kita bisa menyalahkan orang lain atas apa yang tertanam dalam diri kita?

Nope.

Setiap keputusan yang sudah pernah dibuat, semua ada resikonya.

Sebelum bertindak, pikirkan dulu apa akibatnya, untuk diri sendiri dan orang lain..

“...You’ve Got a Reason to Live,

Can’t Forget, We Only Get What You Give... “

(New Radicals-U’ve Got What U Give)


Tulisan ini panjang ngga terarah. Ada banyak pertanyaan yang saya tulis, semua hanya karena ketidaktahuan saya sebagai seorang manusia biasa.

Ada banyak yang terjadi dalam hidup saya dalam setahun terakhir ini, dan tentunya cukup banyak mewarnai hidup saya.

Dibalik semua kesulitan, saya mendapatkan sesuatu yang sangat indah setelahnya. (saya percaya itu)

Sesuatu yang sudah disiapkan Tuhan untuk saya, dan saya sangat bersyukur untuk itu semua.

Sesuatu yang membuat saya yakin bahwa saya bisa menjadi seseorang yang selama ini saya bayangkan.

Seseorang yang saya impikan.

Seseorang yang kuat dan bisa melihat hidup lebih indah. ^_^"

Terima kasih Ya Allah..

Atas segala anugerah-Mu sampai detik aku menghembuskan nafas untuk ‘kembali hidup’ di dunia-Mu yang indah ini. (amin)

Senin, 24 Mei 2010

Mental Age

Mental Age

ada yang makin dewasa,
ada yang makin kayak anak kecil.

yang mana saya?
ngga ngerti,
karena saya bukan psikolog.

yang pasti saya cuma ngerasa bosen nunggu,
saya cape,
saya muak sama semuanya.

mau bilang saya egois,
silahkan.

terserah,
karena saya ngga peduli.

mau bilang saya keras kepala,
silahkan.
Pikir saja yang anda mau,
karena saya juga mau mikirin yang saya mau.

terlalu banyak air mata yang keluar,
terlalu banyak waktu yangg terbuang.

dan saya,
ngga mendapat apa-apa.

Sabtu, 22 Mei 2010

Bring the Best Out..


Hmmmmm....


Atasan saya memang tegas, cukup keras, dan (sangat) menuntut, tapi sebenarnya masih dalam pengertian yang baik, karena dengan berlaku demikian kita sebagai anak-buahnya bisa belajar banyak hal..
Walaupun hasilnya maagnya jadi kambuh-kambuhan karena stress.... hahaha...

Meanwhile, kadang-kadang saya berpikir, menjadi seorang atasan itu ngga mudah. Memang gampang ngomongin atasan, mulai dari ngedumel atau mungkin sampai tahap mengutuk-ngutuk... Tapi terus terang, untuk tahap sekarang, saya sepertinya belum siap untuk menjadi seorang atasan atau manajer. (cukup menjadi SPV saja sudah alhamdulilah) hehee

Saya pikir, mempunyai bawahan bukan sekedar hanya untuk mendelegasikan pekerjaan. Tapi seorang atasan harus bisa mengelola timnya, mengerti cara kerja tiap orang, dan mengerti bagaimana mendapatkan atau memunculkan sisi terbaik dari bawahannya. Karena setiap orang tentunya mempunyai hal-hal positif dan negatif. Setiap orang unik dengan kapabilitas tersendiri.

Kayaknya percuma juga kalo sebagai atasan, kita hanya bisa menuntut atau dibawa lebih jauh, berlaku keras, memarahi bawahan, tapi kita ngga mengerti bagaimana sih sebenarnya karakter bawahan dan pola dia bekerja. I think a good manager should be able to bring out the best of his/her subordinate. (--.

Kadang suka bertanya-tanya, mana lebih baik, seorang manajer yang technical skillnya tinggi tapi people management-nya ngga bagus, atau people management-nya bagus tapi technical skillnya hanya "so-so"? Karena di satu sisi, kalo ngga ngerti soal technicalities, gimana dia bisa mimpin timnya? Tapi kalo jago teknik tapi ngga bisa manage timnya, kayaknya jadi cuman one-man show dan mungkin timnya ngga akan memberikan hasil yang baik juga.... huuufffhhh

Kamis, 20 Mei 2010

Kesadaran Tertunda

Akhir-akhir ini saya lagi suka lihat langit.. lagi..

Akhirnya saya menemukan lagi perasaan itu.. Setelah sekian lama sepertinya saya selalu disibukkan dengan urusan-urusan duniawi yang semu.. Yang hanya berfikir bagaimana hari ini dan esok..

Yang hanya berfikir seberapa banyak materi yang saya miliki untuk bertahan hidup..



Langit menyadarkan saya untuk selalu bersyukur dan tunduk pada Sang Khalik..

Tuhan semesta alam..

Langit begitu indah.. begitu cerah..

Awan-awan membentuk imajinasi kita.. Segala bentuk yang menunjukkan kebesaran Sang Esa..



Perlahan saya sadar.. Apa yang kumiliki kemarin, sekarang, dan nanti.. Semuanya akan hilang..

Hari-Nya akan datang.. Entah kapan, tapi kita harus siap kapan saja..

Misteri hidup..



Siapa saya sekarang?

Entahlah..

Menentukan langkah saja tidak tahu mana yang benar mana yang salah..

Hanya pasrah pada keadaan..

Atau mungkin menyerah..



Semangat saya tidak seperti dulu..

Yaa..Hidup saya memang sudah berubah..

Atau saya yang tenggelam dalam perubahan saya sendiri..

Sadarkah orang sekitar?

Atau memang mereka tidak tahu keberadaan saya..

Ahh.. pusing juga..


Hidup ini indah.. Bila aku selalu..

Ada disisimu setiap waktu..

Hingga aku hembuskan nafas yang terakhir..

Dan kita pun bertemu.. (Dewa)



Hujan..

Air yang jatuh dari langit..

Air mata Tuhankah itu?

Tuhan yang sedih melihat manusia-manusia-Nya?

Tidak bersyukur.. Serakah.. Dan tidak menjaga titipan-Nya..



Dan Tuhan pun marah.. Menghukum manusia-Nya..

Sadarkah mereka??


Ahh.. ngoceh apa sih saya ini?

Berasa yang paling tahu tentang hidup..

Padahal mengatur hidup sendiri saja saya masih ngga becus..



Saya, sepi, dan sendiri

Rabu, 19 Mei 2010

You are meaning to someone, to somebody..

You are meaning to someone, to somebody..

Satu kalimat yang melintas di pikiran saya.

Setiap perkenalan manusia dengan manusia lainnya bukan Cuma karena kebetulan.


Tuhan sudah mengatur sedemikian rupa, dengan maksud akan ada pengaruh yang diberikan dari satu individu ke individu lainnya.


Proses yang dimulai dari perkenalan sederhana, dan selanjutnya terserah anda.


Pengaruh yang paling membekas biasanya ketika pernah melibatkan perasaan.

Yah, ini memang akan terlihat seperti logika yang terbentuk oleh perasaan, tapi kalau manusia ngga punya perasaan, gawat juga bukan?


Ada pengaruh baik, dan ada pengaruh buruk.

Berbanding lurus dengan sifat manusia yang tak sempurna.


Ada tiga pengaruh yang saya dapatkan dari tiga orang yang saya kenal dengan tiga kepribadian yang berbeda pula.(dari yang terdahulu dan beberapa orang yang berkenan di hidup saya.)



Pertama, ketulusan.

Ada orang yang selalu bersedia untuk merasa ‘teraniaya’. Bisa disebut risk affers mungkin ya? Penghindar konflik. Selalu mengalah. Tidak dendam walaupun pernah disakiti. Kompromi berlebihan dalam menjaga hubungan.

Tilik punya tilik, orang ini memang masuk dalam tipologi Togetherness dari empat profil kesadaran dinamika dalam team.

Orang dengan tipologi ini memiliki harmoni dalam hidupnya, mampu menenangkan ketika konflik, dan selalu bersikap sebagai juru damai.

Hmm, pengaruh yang baik bukan? Bahwa manusia dengan hati yang tulus, akan mendapatkan yang terbaik pula bagi hidupnya. Tuhan pun akan sangat tulus memberikan hidayah-Nya. (amin)



Kedua, knowledge.

Saya bersyukur bisa mengenal orang ini. Sangat berilmu, dan mampu membuka wawasan saya lebih luas lagi. Dan lebihnya lagi, dia tidak pernah sungkan membagi ilmunya kepada siapapun. Amalan yang baik bukan?

Tak heran jika dia selalu mampu mencapai target-targetnya. Achieve more and more, higher and higher.. Very good motivator, enlightening mind, and expanding horizon. (Gramedia banget..)

Well, ensiklopedi berjalan? "ecantiiikkk" Dialah orangnya.hahahaa.. :D



Ketiga, keras hati.

Ya.. ya.., saya tahu, mungkin ini hanya pemikiran negatif saya saja. Tapi saya bisa melihat kalau sifat ini dominan dari orang ini. Toh tidak semuanya negatif, ketegasannya terhadap suatu hal, batasan yang jelas antara jalan salah dan benar, membuat arahan hidup yang dia buat lebih jelas.(terkadang)

Dia masuk dalam tipologi motivator, mempunyai antusiasme dan energi yang tinggi, pandai bicara, spontan, dan optimistis.

Namun kadang saya melihat saking dia bertahan dengan ketegasannya, sulit sekali untuk dicairkan. Tidak perlu diruntuhkan, hanya sedikit di-fleksibel-kan. Sehingga saya melihatnya sebagai kekerasan hati.


Yah, jalan hidup setiap orang berbeda-beda, cepat lambatnya proses kedewasaan juga berbeda-beda, tergantung apa saja yang telah dilaluinya selama hidup, dan kemampuan individunya sendiri menyikapinya.


Hidup adalah pilihan, buka mata, buka telinga, dan jalani dengan ikhlas. --> satu proses yang sedang saya jalani saat ini.

Ini hanya penilaian dari seorang saya, setiap orang berhak menilai dan mempunyai pendapat sendiri, tapi tidak boleh men-judgement orang tanpa bukti yang jelas.


Dan saya, masih terus belajar dan belajar..

sHare

I just need someone to share for the rest of life..

Someone who's taking care of me,
Someone who bring me some medicine when I'm sick,
Someone who help me fix the roof when it's broken,
Someone who gave me his shoulder when I'm sad,

and,
Someone who cries when I died.. (-.-"

I'm not that independent actually,
I feel so alone in the crowd..

kost-190510-20:35

Selasa, 18 Mei 2010

OTAK vs HATI --> lelah

Saya hanya semakin bingung, bingung dengan otak dan hati saya sendiri..maunya mereka apa ya???
bagaimana caranya supaya mereka bisa disatukan, dan supaya mereka tidak selalu perang di badan sendiri,,
aneh rasanya kalo 2 bagian yang begiru rumit harus bertengkar terus,,soal apapun..T.T

*saat otak saya bilang "kamu harus mundur dulu", hati saya bilang "kamu boleh egois sedikit kok, karena kamu sudah terlalu lama mengalah"

*saat otak saya bilang "salah", hati saya bilang "inikan yang sebenarnya kamu inginkan"

*saat otak saya bilang "be a good girl, VENNY", hati saya bilang "you're bad girl, be a good girl tidak akan mengubah apapun"

*saat otak saya bilang "Jatuh cinta bikin repot", hati saya bilang "nikmati saja rasanya jatuh cinta"

*saat otak saya bilang "KAMU TERLALU BERHARAP SAMA DIA", hati saya bilang "TERLALU BERHARAP?DAMN APA YANG SALAH DENGAN BERHARAP??SAYA BENAR-BENAR SAYANG DIA KOK!!!!!!!!!"

huff susah memang...menyatukan kalian,,,

terserah..

asal kalian jangan gencatan senjata dan main bunuh-bunuhan saja,,, T.T

Senin, 17 Mei 2010

JAUH

kamu...
terlalu jauh untuk digapai...

dunia kita berbeda...dan saya sadar akan itu...

teman-teman kita jauh tak sama...pergaulan kita apalagi...

saya tau betul sampe dimana batas saya berada. saya ngga bisa maju lagi. saya cuma bisa sampe dititik ini. menunggu. melihat. menangis. kemudian tersenyum.

kamu... seorang mahasiswa yang sedikit 'malas' tapi punya keinginan untuk maju dan memaksimalkan semua yang terlewat dengan sebuah tanggung jawab.
ngga perlu tanya masa depan kamu akan seperti apa. lihat semangat kamu sekarang,,saya yakin kamu akan jadi orang sukses.

seperti yang saya bilang beberapa waktu lalu. kalo kamu sukses dan jadi orang besar. perempuan mana pun pasti ngga ada yang ngga mau sama kamu. bahkan ibu dari si gadis berlesung pipi pun ngga akan nolak kamu yang sukses itu... hehe (tersenyum)


semoga sukses yah hey kamu sang "penyuka donat"...
saya selalu berdoa untuk kamu dan keluarga..
semoga bahagia selalu menyertai kamu...




Sabtu, 15 Mei 2010

Sedih Benang Kusut


Pernahkah anda menangis sesenggukan saat bermimpi di kala tidur?
Saya harap anda pernah merasakannya.

Saat anda merasakan itu, biasanya anda sedang mengeluarkan tangisan dengan puasnya. Membakar kesedihan anda dalam mimpi dengan tangis yang dramatis.
Tangisan itu melegakan. Tangisan itu memuaskan.

Sebenarnya, dalam hidup ini kesedihan terkadang jadi sesuatu yang memang kita nantikan. Karena seringkali hidup ini memang membosankan. Dan menjadi sedih adalah hal yang nikmat untuk dilewati. Menangis itu melegakan. Menangis sambil mendengar lagu cengeng itu nikmat. Lagu riang bukanlah sambal yang tepat untuk menu lalapan sedih.

Dan tak jarang kita temui orang yang memang membuat dirinya sedih. Kita biasanya menyebutnya dengan orang pathetic. Walaupun memang kelihatannya orang pathetic tersebut patah semangat, tetapi biarkan saja dia dengan jalannya. Karena barangkali, ia sedang bosan dengan hidupnya yang isinya masalah-masalah sekitarnya yang membuat dirinya benar-benar bosan. Terlalu banyak urusan berliku dan kusut di sekelilingnya yang sebenarnya bukan masalah dia. Kali ini dia ingin jadi masalah, tapi ia tak mau memusingkan orang lain. Akhirnya ia hanya membuat masalah dalam dirinya sendiri.

Dan sekarang si pathetic sedang terbelit benang yang amat kusut -yang tentunya ia kusutkan sendiri- namun sebenarnya dia tahu cara untuk keluar dari benang kusut tersebut ASALKAN kusut-kusut yang lain mau membantunya dengan meluruskan semua benang-benang kusutnya sendiri dan kembali memintal semuanya dalam gulungan yang rapi seperti dulu…

Jumat, 14 Mei 2010

Tanpa Nama

apa ini?

jujurnya saya juga ngga tau makanya saya juga ngga bakalan bisa jawab.

hubungan macam apa ini?

saya juga ngga tau hubungan apa ini.

ini...

hubungan tanpa nama...

hampir menguras habis energi positif di hati dan pikiran.
hampir mendatangkan emosi jiwa setiap saat.

itu kemaren...

itu kemaren kemarennya lagi...

sekarang...?!?

insya allah udah engga. mudah-mudahan si terapi berpikir positif itu manjur.

kan saya lagi belajar tulus. belajar ikhlas. belajar buat terus paham, tanpa imbalan dipahami.


toh, suatu saat saya juga (mungkin) bakalan ditakdirkan untuk pada akhirnya merasakan indahnya memahami sekaligus dipahami.

Amin....

Kamis, 13 Mei 2010

positif - negatif

huff...

kemudian saya memejamkan mata. kemudian saya menarik napas panjang.
saya berusaha mencari file-file positif dari dalam pikiran saya supaya saya bisa tetap tersenyum dan memperbaiki mud saya seketika siang tadi.

dan...
saya tidak berhasil sepenuhnya.

saya masih bisa menyungging kan sedikit senyum di bibir saya yang udah berat banget buat senyum ini. tapi saya pikir ini gagal.

terapi berpikir positif saya belum berhasil. terapi berperasaan positif saya juga gagal.

hmm...

ayolah hey kamu...
pikiran saya yang lagi saya latih biar terus berpikiran positif ini.
semoga kamu semakin mahir yah.
biar saya ngga perlu lagi punya muka ditekuk-tekuk seperti lutut ditekuk.
biar saya ngga perlu lagi punya muka kusut dan dahi yang mengkerut karena saya ngga suka pada suatu kondisi atau keadaan.

ayolah hey kamu...
perasaan yang lagi saya bentuk biar terus berperasaan positif ini.
semoga kamu cepat bisa bikin saya tersenyum sepanjang hari.
semoga kamu bisa buat saya ngerasain juga dunia itu indah lho kalo kita berperasaan positif.


makasih buat gowend yang udah nemenin main bingo yang bikin mud saya okey lagi sore itu.^__^" terimakasih banyak..