Minggu, 25 April 2010

ambigu

hidup mampu melihatmu penuh egois
dan menunjukan telapak tangan yang ia tunjukaan padamu
"kosong!"

tentang sebuah jalan dengan miliaran pesan dari pencipta
yang katanya mutlak

ada temaram tahunan usia yang tergantung di padang
penantian temaram itu perlahan redup
lalu padam
tertiup angin

permanennya waktu bergerak terus kekanan
hingga kau buta dan tak mampu lagi melihat sekalipun
tuhanmu yang nyata
karena kelana masih jauh dan bertanya
sedang yang lain telah berkisah
" mengapa kau siakan aku?"

itu hanya hidup tetapi setelah mati
ia merintih pedih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar